MusliModerat.net - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimabau pemuka agama di Indonesia untuk tidak terprovokasi isu-isu yang tidak jelas kebenarannya. Menjelang tahun politik, Pilkada serentak tahun 2018 dan pemilu presiden 2019, pihak-pihak tertentu telah memulai menggoreng isu untuk kepentingan politik mereka.
"Tahun
depan, ada tahun politik, pilkada dimana-mana, 2019 pilpres,
goreng-gorengan sangat panas. Dari sekarang sadar ya, jangan sekali
terprovokasi," pintanya pada Sarasehan Lintas Agama bertema "Merawat
Kebhinekaan Menumbuh kembangkan Toleransi Antarumat Beragama dan Menolak
Gerakan Intoleran" di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (27/9).
Ia
meminta kepada pemuka agama Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu,
membiarkan proses politik berjalan sebagaimana mestinya, tapi jangan
turut serta "menggoreng" dan terprovokasi isu politik yang kadang
berbau SARA.
"Sekali
lagi, kita waspada menjelang tahun politik, pasti suasan akan panas,"
tegas kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak, serta 13
tahun di Arab Saudi itu.
Menurut
Kiai Said, saat ini Islam mengalami citra buruk yaitu dengan sebutan
teroris. Padahal itu berawal dari perilaku segelintir orang. Sementara
kalangan non-Muslim juga dituduh kafir oleh mereka.
"Yang
sana sebut Islam teroris, yang sini sebut sana kafir. Sekali lagi, mari
kita baiat, berjanji di sini, untuk tidak terprovokasi, situasi politik
apa pun," lanjutnya.
Ia
menambahkan, pada masa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hidup, menurut
dia, sepertinya masalah-masalah intoleranasi waktu itu sudah selesai.
Para pemuka agama begitu sering bertemu, bertukar pikiran, dan membuat
kesepakatan bersama. Sangat dekat sekali antara Islam dengan Hindu,
Buddha, Katolik, Kristen dan Konghuchu.
"Eh, ternyata sekarang, akhir-kahir ini terasa sekali ada ancaman ada intoleransi yang masif," pungkasnya.
Pada ksempatan itu, para pemuka agama menyampaikan deklarasi. Berikut isinya:Kami umat beragama di Indonesia, sepakat berkomitmen untuk konsisten menjunjung toleransi antarumat agama dan senantiasa saling menghormati.Kami umat beragama di Indonesia, sepakat menjaga Pancasila sebagai ideologi negara serta mengamalkan dalam keteladanan sikap.Kami umat beragama di Indonesia, sepakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final untuk bangsa dengan nilai-nilai kebinekaan sebagai acuan berbangsa dan bernegara.Kami umat beragama di Indonesia, sepakat membangun ekonomi bersama untuk kesejahteraan umat menuju kemaslahatan warga yang makmur dan beradab.Kami umat beragama di Indonesia, sepakat menjaga keseimbangan, menolak sikap intoleran menghilangkan kesenjangan sosial demi kemaslahatan berbangsa.Jakarta, 27 September 2017.