Ritual Unik, Mandi Air Ludah Di India - Berumur
ratusan tahun di India mengajarkan masyarakat Hindu kasta rendah untuk
berguling di sisa makanan yang dibuang oleh kasta lebih tinggi. Hal itu
dipercayai mereka dilakukan untuk menghilangkan penyakit. Yang unik, meski ritual ini telah ditentang oleh banyak pihak, masyarakat pelaku ritual ini tetap tak mau berhenti melakukan ritualnya.
Ritual
ini sendiri disebut Made Snana atau Mandi Ludah, yakni ritual yang umum
dilakukan di propinsi Karnataka ketika perayaan rutin yang dilakukan di
kuil Berumur 4000 tahun Kukke Subramanya. Ritual ini juga dilakukan di kuil Sri Krishna di kota Udupi.
Sebagai bagian dari ritual kuno,
para Dalit, sebutan untuk anggota kasta paling rendah, berguling
melintasi sisa makanan yang dimakan para brahmana, sebutan untuk orang
dengan kasta lebih tinggi. Dengan bergulingnya mereka di sisa makanan
tersebut, diyakini, semua kesusahan dan penyakit akan hilang dan
disembuhkan.Festival rutin ini diikuti hingga 25.000 orang yang
berguling di ‘sisa makanan’ para Brahmana.
Sementara, di sisi lain, ada sebagian Dalit yang tergabung dalam
Organisasi Kesejahteraan Dalit, yang menganggap ritual ini tidak
manusiawi dan tak dapat diterima. Jika memang dapat menyembuhkan
penyakit secara efektif, harusnya pemerintah pusat menutup rumah sakit
dan lembaga kesehatan formal lainnya.
Sedangkan pihak yang memprotes lainnya menganggap tradisi ini tak
berbeda jauh kejahatannya dengan tradisi sati dimana para janda dibakar
saat pemakaman suaminya. Bahkan menteri social dan kesejahteaan, A.
Narayanaswamy, yang juga seorang Dalit, mengatakan bahwa tak ada
toleransi bagi ritual ini. Ia tak peduli kasta mana yang berguling atau
kasta mana yang membuang makanan, ritual ini tetap menjadi sebuah hal
yang sangat tidak ilmiah dan menjijikan.
Penjelasan akan ritual aneh ini pun dijelaskan oleh salah satu
pengikutnya, seorang astrolog, Kabyadi Jayarama Acharva. Menurutnya,
Snana tak ada hubungannya dengan pembagian kasta. “para Brahmana yang
makan dianggap sebagai representasi dewa Subramanya, dan sisa mereka
dianggap berkah dewa. Saya sendiri berguling snana saat umur 16 tahun
dan penyakit kulit saya sembuh.
Beberapa pihak meyakini bahwa ada efek psikologis yang timbul saat
melakukan ritual ini sehingga menyebabkan keyakinan pada diri mereka dan
membantu menyembuhkan penyakit atau bahkan menyelesaikan problema yang
mereka dapatkan.
Sementara debat mengenai ritual ini terus berjalan, ternyata
satu-satunya cara untuk mengehentikan ritual ini adalah dengan merubah
keyakinan para pengikutnya yang tentunya membutuhkan waktu lama untuk
meyakininya.